Kata-kata wisata religi ini terucap pertama kali oleh temen saya Akhyar ketika kita sedang temple hopping di Penang. Dan ketika tau saya ngotot minta di temani ke Chiang Mai doi melontarkan hal yang sama, belum puas lo wisata religi?saya cuma cekikikan ditanya begitu. Sebenernya yang saya suka dari wisata religi ke kuil ini adalah suasana nya. Mereka ikhlas-ikhlas saja tempat ibadahnya dikunjungi.Dan wisatawannya juga sangat tau diri untuk tidak mengganggu yang sedang beribadah. Bandingkan dengan perayaan Waisak di Borobudur beberapa bulan lalu yang hilang arah gegara para DSLRer yang jeprat jepret dari jarak gak manusiawi pakai pakaian minim pula. Di sini orang boleh masuk ke kuil jika sedang tidak ada upacara penting dan wajib memakai pakaian yang sopan. Ada petugas yang mengawasi pakaian kita sebelum masuk kuil, jika dirasa kurang pantas,mereka dengan senang hati meminjamkan coat ke wisatawan tersebut.
Chiang Mai yang di juluki 'Rose of the North' merupakan kota kecil di bagian utara Thailand yang terkenal dengan keindahan kuil-kuilnya. Kuil-kuil indah ini terletak 1 komplek di tengah kota yang dinamakan Old City. Old city ini dikelilingi pagar batu bata tinggi, yang hanya tersisa reruntuhannya saat ini. Kuil-kuil di Chiang Mai merupakan peninggalan dari kerajaan Lanna yang pernah berkuasa di sini. Kalau saya bilang type kuil di Chiang Mai, Bangkok dan Ayuthaya berbeda. Di Chiang Mai kuil di dominasi warna emas, Ayuthaya masih eksis dengan terracota, dan Bangkok perpaduan dari keduanya.Saking banyaknya kuil yang ada di kota ini (at least tiap gang punya 1 kuil) kota ini sering dijuluki kota seribu kuil.
Saya melakukan city tour keliling kuil-kuil ini menggunakan sepeda motor, yang dapat di sewa di hostel-hostel seharga 200 THB per hari. Hari ke 2 di Chiang Mai saya habiskan dengan wisata religi keluar masuk kuil. Dengan berbekal peta dan penjelasan singkat dari Jeab si empunya diva guesthouse tempat saya menginap ,dengan PDnya saya melalang buana pake motor. Agenda pertama adalah jemput temen saya Nozomi di hostelnya di daerah Naehim. Dengan jarak yang Cuma selemparan batu antara hostel saya dan hostelny Nozomi saja, saja sudah nyasar dengan muterin Old City. Kemampuan saya membaca peta memang mengenaskan. Setelah 1.5 kali putaran akhirnya saya menemukan hostel nya Nozomi .Selanjutnya kita bergerak naik ke Doi Suthep Temple yang terletak di atas bukit.
Perjalanan ke Doi Suthep ini bener-bener naik-naik ke atas bukit, disertai kelokan kelokan tajam plus suhu yang lagi-lagi gak manusiawi buat manusia tropis. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk ke kuil ini sekitar 30 menit dari pusat kota Chiang Mai dengan catatan anda jago baca peta.Di tengah jalan kita berhenti saking gak kuat nya dengan suhu dingin sambil melihat panorama kota Chiang Mai dari atas bukit. Panorama nya cantik,tapi sayang cuaca sedang berkabut dan kita benar-benar tidak kuat dengan terpaan angin dingin di atas bukit.
|
Chiang Mai from above |
Kita sampai di Doi Suthep temple sekitar jam 10 pagi,kondisinya sangat ramai dipenuhi oleh turis lokal dan non lokal. Tiket masuk ke kuil 50THB plus 30THB untuk naik lift ke atas bukit,dimana kuil utama bertengger. Setelah sampai di puncak bukit kita mlongo kuilnya benar-benar megah berwarna emas dan besar. Kuil ini merupakan kuil budhis dan cara mereka beribadah ialah dengan 'tawaf' mengelilingi stupa utama.
|
Golden Stupa of Doi Suthep Temple |
So apa aja sih yang dapat kamu nikmatin ketika lagi di Doi Suthep temple ini? Pertama tentu saja liat kuil utama nya yang gonjreng abis.Kedua kamu bisa nangkring di panorama view di pojokan kuil,untuk melihat panorama kota Chiang mai dari atas bukit. Ketiga kalau kamu hobi fitnes kamu bisa loh meng skip fee naik eskalator buat ke kuil dan nyoba menyusuri dragon stair yang gosipnya memiliki 1000 anak tangga. Keempat cobain jajanan yang di jual di emperan kuil,lumayan buat mengusir udara dingin murah pula. Dengan estimasi waktu 1,5 jam berada di kawasan ini kamu bisa kok mencoba semua aktifitas tersebut di atas.
|
dragon stair of Doi Suthep temple |
|
Jajanan Surabi seharga 20THB |
Setelah puas jalan jalan di Doi Suthep kita balik ke arah kota dengan tujuan temple hopping di kuil-kuil yang terletak di Old City. Kuil pertama yang kita tuju adalah sebuah kuil putih (yang saya gak tau namanya) yang terletak di depan Chiang Mai University. Kuil ini sangat sepi, hanya ada 3 wisatawan yang sedang berkeliling ke kuil ini ketika itu. Aktifitas menarik yang dapat dilakukan di sini ialah "melamun" yess day dreaming di kuil sedamai ini merupakan pilihan yang tepat. Hal kedua yang dapat dilakukan adalah makan Khao Soi di warung depan kuil yang ternyata enak nya minta ampun. Khao Soi ini merupakan sebuah makanan mie rebus yang di kasih kuah kari plus ayam dengan sensasi rasa pedas yang menggugah selera. Pasangan tepat buat si Khao Soi ini adalah Thai Tea green, bayangin kedua kombo ini aja udah bikin saya ngiler pengen makan lagi.hehehehe.
|
Kuil putih (have no clue about its name) |
|
Khao Soi |
Puas makan makan dan leyeh-leyeh di kuil putih,kita melanjutkan perjalanan temple hopping kita. Tujuan berikutnya adalah Wat Chedi Luang yang ternyata letaknya tidak jauh dari hostel saya menginap. Seperti layaknya kuil-kuil budhis di Thailand, warna gold emang lagi nge hits banget, sampai semua ornamen kuil pasti ada nuansa gold nya. Things to do here just screw around liat-liat kuil, photo-photo dan mengamati orang yang lagi beribadah di sini. By the way para wisatawan bule itu bener-bener melakukan wisata religi beneran loh, mereka ampe melakukan sesi curhat plus minta wejangan segala ke biksu di kuil. Dan kuil-kuil di sini kalau mau renovasi minta sumbangannya gak nge ganggu macam kalo di pantura bangun masjid, yang bikin macet gegara minta sumbangan di pinggir jalan gitu. Mereka cukup memberi boks donasi ajah dan renovasi nya selalu lancar.
|
Tampak depan Wat Chedi Luang |
|
Suasana di dalam kuil |
|
Kuil di belakang |
Puas jalan-jalan di kuil Chedi Luang ini kita beralih ke Wat Phra Singh. Kuil ini di lingkari besar-besar di petanya Nozomi karena kata temannya must visit temple banget di Chiang Mai. Kuil ini terkenal dengan arsitektur gaya North Thailand yang kental. Kalau di Wat Chedi Luang warna emas masih di kombinasi sama warna biru dll, di kuil ini warna emas menguasai seluruh ornamen kuil tanpa tambahan warna-warna lain. Things to do here sama sih jalan-jalan, poto-poto, leyeh-leyeh.
|
in front off wat phra singh |
|
kuil-kuil kecil di sekitar wat phra singh |
Setelah puas jalan-jalan ke kuil-kuil penting di Chiang Mai kita menuju Tha Pae Gate. Tha Pae Gate ini adalah satu-satu nya gerbang kota tua yang masih terjaga bentuknya. Pusat segala aktifitas tourim berada di sekitaran tha pae gate ini. Hal menarik yang dapat kamu nikmati di sini ialah watching people. Kenapa?kalau sore hari lapangan di sekitaran gate ini penuh manusia aneka rupa, ada yang sekedar bertemu teman, piknik ,ngasih makan burung, main musik, atau doing nothing macam saya gini.
|
Tha Pae Gate |
|
Gak sengaja moto lady boy |
Tujuan terakhir dari acara muter-muter seharian ini adalah "melamun di pinggir kali". Dalam perjalanan mengantarkan nozomi balik ke hostelnya saya melihat tempat strategis sebagai sarana acara melamun kali ini yaitu di reruntuhan tembok kota, di atas sungai ping. Ternyata bukan saya saja yang tertarik dengan acara melamun di pinggir kali ini, ketika saya sampai di tempat tujuan ada kira-kira 4 orang yang melakukan doing nothing sambil nulis, ah i miss that moment.
|
View di tempat melamun |
|
Ada juga yang kecentilan poto-poto di sini |
|
Peta Chiang Mai pake huruf honocoroko |
Selesailah sudah acara wisata kuil komplit plus melamun di pinggir kali. Saya harus balik ke hostel buat numpang sholat,, sebenernya pengen nyoba Thai Massage tapi karena tak terburu waktu akhirnya saya cuma bisa berharap nanti di Bangkok bakalan sempet pijet ala Thailand ini.
Komentar
Posting Komentar