Berburu Juwet di Nusa Lembongan
Postingan ini tergolong
terlambat, sangat terlambat bahkan. Saya melakukan trip ke nusa lembongan sudah
cukup lama, ketika pergantian tahun 2013 ke 2014. Kali itu saya ke Bali selama
4 hari, muter-muter gak jelas sampe karang asem, trus tetiba pengen ke Lembongan.
Berbekal sedikit googling dan tanya kanan kiri akhirnya tepat tgl 31 desember
2013 saya dan rekan saya purna berangkat ke nusa lembongan. Perjalanan di awali
dengan naik speed boat dari sanur seharga 70rb per person kalo tidak salah.
Speed boat ini penampakannya lumayan representative, akan tetapi ombak di laut
pada bulan desember bisa bikin kita berasa naik kora-kora selama 1 jam penuh
non stop. Dengan attitude kita yang sangat Indonesia sekali yaitu jejeritan
tiap kali dihadang ombak bener-bener bikin bête orang se kapal (tolong jgn
ditiru). Akhirnya setelah perjalanan yang panjang dan menguras banyak jeritan
itu, kita mendarat di pelabuhan kecil di nusa lembongan. Jemputan dari hotel
yang kita pesan pun sudah siaga menunggu kita. Jadi hotel/guest house yang kita
book bernama wahyu home stay,terletak di jalan kecil dekat pelabuhan Jungkut Batu,
rate nya lumayan murah yaitu 150 ribu/night sudah dapat kamar ber AC,
sarapan,dan boleh renang sepuasnya di swimming pool di depan kamar.
Swimming pool mini di wahyu guest house |
Puas gegoleran di kamar hotel
plus melakukan transaksi sewa motor ke si empunya hotel, kita mulai bergerak
dan sok-sok an baca peta. Guys baca peta emanglah sebuah pekerjaan yang amat
sulit bagi seorang wanita, bahkan yang dlu kuliahnya dapet mata kuliah ILMU
UKUR TANAH dan bikin peta. Dengan kecerdasan seadanya dalam baca peta kita
sudah sukses wan prestasi muter-muterin pulau kecil ini, dan bego nya kok ya
ada turis Jepang yang ngikutin kita, akhirnya nyasar berjamaah lah kita.
Critanya dipeta yang di kasih mbak-mbak hotel sudah ditandai mana-mana pantai
tempat snorkling, tempat leyeh-leyeh dan mana yang bertebing. Maksud hati ke
dream beach malah nyasar ke mushroom beach karena gak bisa baca peta itu emang
sesuatu. But gak masalah, mushroom beach ini lumayan kece, di sini berkumpul
hotel-hotel yang lumayan dan tempat bersandar kapal-kapal pesiar. Air laut di
sini warna nya tosca, pasirnya putih dan banyak bule keleleran tapi gak sip
buat di pake semedi, rame bok.
Mushroom beach with its tosca water |
Next destination
ialah nyari di dream beach ampe ktemu, usut punya usut ternyata pantai yang
kita tuju ini ditutupi oleh resort mewah (fyuhhhh) dan jalan akses satu-satunya
adalah minta ijin lewat di resort itu, dan karena kita gengsi (makan tu gengsi)
buat nanya, akhirnya kita muter-muter gak jelas nyari jalan akses yang ternyata
ada di dalam resort. Saya miris dengan kondisi ini, harusnya pantai itu tidak
boleh dikuasai resort, artinya semua orang boleh bebas masuk dan menikmati
pantai itu. Dream beach ini secara garis besar cantik, ombaknya gede pasirnya putih,
dikelilingi tebing-tebing kokoh di kanan kiri dan yang pasti air lautnya kece
badai. Kita cukup lama leyeh-leyeh di sini sebelum melanjutkan ke destinasi
berikutnya.
dream beach dilihat dari atas tebing |
masih di dream beach yang yummy |
Sebelum beralih ke destinasi
berikutnya saya mau menceritakan acara nyasar saya yang berujung menemukan
pantai yang namanya bombastis di sekitaran dream beach, apakah nama pantai
itu?namanya “devil tears” pemirsa, serem abis ya namanya. Isinya sebenernya
bukan pantai yang bisa di ceburin, pantai ini merupakan sebuah teluk kecil yang
dikepung tebing curam. Kenapa di kasih nama serem?karena suara ombak yang di
pecah di situ serem abis meraung-raung bahagia gitu. Warna laut di pantai ini
jugak serem, biru tua mennn gelap dalam, sedalam cintaku padamu (apasih). Jadi
kita menghabiskan sekitar setengah jam buat bengong di tepi tebingnya devil
tears, bukan dalam rangka pengen bunuh diri, kita cuma ngelamun di tepi tebing
sambil mendengarkan suara ombak pecah nan berisik.
tebing nya devil tears |
Selese ber menye-menye bersama
sang ombak nang meraung, kita lanjut membaca peta (nangisss) untuk menuju
tujuan berikutnya yaitu blue lagoon. Jadi blue lagoon ini terletak di pulau
sebelah yang bernama Nusa Ceningan, apakah kita kudu mendayung dlu untuk
kesana?alhamdulilah nggak perlu karena sudah ada jembatan kecil yang
menghubungkan kedua pulau ini. Persoalannya adalah petunjuk jalan menuju lagoon
sangat minus, kita sudah was-was nyasar karena jalanan yang mengecil, setelah
nyasar ke sebuah cafe yang bernama blue lagoon (okehhh) kita tanya kanan kiri
dan akhirnya nemu si pantai yang di cari-cari. Sebelum saya cerita tentang Blue
Lagoon yang berwarna biru itu saya mau cerita tentang tanaman yang banyak kita
jumpai sepanjang jalan di Ceningan, apakah itu?JUWET (harus pakai capslock)
bagi para pemuda pemudi masa kini mungkin kurang familiar dengan buah berwarna
ungu ini, tapi buat angkatan saya, buah ini tenar sekali pas jaman masih TK dan
SD. Jadilah sepanjang jalan saya dan purna dengan indahnya berubah jadi gadis
pemburu juwet, soal rasa kalo kamu pas beruntung dapet yang ranum ya manis,
tapi kalo pas apes ya dapetnya kecut. Sayang sekali saya gak kepikiran buat mengambil
dokumentasi dari si juwet dan pohonnya.
Back to a long road to find the
famous blue lagoon, untuk menuju tempat ini kita kudu jalan agak jauh,
menyusuri jalan setapak yang suerrr romantis abis klo di pake kencan. Dan
ketika saya menulis ini purna said that is time for me to find another mas-mas
buat diajakin berburu juwet di Lembongan (uhuuuukkkk).
a long path to reach blue lagoon |
Tentang Blue Lagoon, jangan harap
kalian bisa nyemplung dan berenang lucu di sini, tidak, di sini kalian harus
cukup puas memandang si Lagoon dari jauh tanpa kudu di ceburin, kalau ada yang
perlu bukti tentang konsep cinta tak harus memiliki boleh lah melamun di sini
hahaha. Akan tetapi kalau kalian bener-bener pengen nyebur plus masuk golongan
adrenaline junkie kalian bisa nyoba ikutan lompat dari jumping point yang ada
di sini. Ketinggian dari tebing ke air laut di bawah ya sekitar 25 m, kata
orang yang udah pernah nyemplung sih ini asyik banget, buat saya dan purna,
sorry trima kasih kita masih doyan makan nasi ketimbang adrenaline. So, Blue
Lagoon dari namanya pasti kalian gak berharap bahwa air lautnya berwarna selain
biru kan? Jadi lagoon di sini sebenarnya bukan danau tapi sebuah teluk kecil
yang menurut saya memiliki garis pantai romantis berbentuk hati, yang dibanjiri
oleh air laut berwarna gradasi dari toska hingga biru.
Blue Lagoon |
Berbicara soal aktifitas, apa
saja sih yang bisa di lakukan di blue lagoon selain Cuma bengong? Kalo buat
saya nothing, bengong plus day dreaming di sini sambil bergosib gak penting ato
membahas urusan Negara merupakan hal yang tak ternilai harganya. Puas ber day
dreaming di blue lagoon kita mulai angkat kaki, berjalan tanpa arah, tanpa
pakai peta cuma pakai feeling ajah. Dan guest what, kita nemu sebuah villa
rusak di tepi tebing dengan pemandangan yang fantastis, dengan sedikit loncat
pager kita nemu spot buat nyunset yang sangat tepat, melihat matahari terakhir
tahun 2013 (yang sayangnya pas itu ketutup mendung), sambil berdoa semoga
diberi kehidupan yang lebih baik di 2014. Oh ya di sebelah villa rusak yang
kita claim sebagai tempat rahasia buat bengong ini, ada sebuah villa bagus yang
sumpah bikin ngiler buat di inepin, sampai sekarang saya masih inget doa saya
kala itu Ya Allah kasih ak kesempatan buat ke sini lagi dalam rangka honeymoon
trus nginep di villa itu (yang nampaknya belum dikabulkan sampai detik ini)
hahahahaha.
abaikan sandal pink di atas inlah view dari villa rusak yang kita temukan |
Villa idaman (cuma bisa ngintip) |
Selesai leyeh-leyeh di villa
rusak itu kita mlipir lagi menyusuri pantai-pantai yang belum sempet kita
tengok sambil balik ke hotel di Jungut Batu. Ternyata ada sebuah pantai yang memiliki
garis panjang terhampar di balik sebuah cafe, ketika kita sampai, cafe nya
sedang bersiap untuk mengadakan pesta tahun baru, dan kita dengan polosnya
lewat doing demi menuju pantai. Typical pantai di sini memang berombak ganas
dan tidak bisa di ceburin, tapi sepi dan ombak yang ditawarkan masih merupakan
perpaduan tiada dua nya bagi saya.
Pantai yang entah apa namanya |
Jadi setelah seharian muterin
Lembongan saya dan purna sudah terlalu capek untuk ikutan party ato begandang
menyambut tahun baru. Malam itu saya mengajak purna jalan ke pantai di dekat
hotel, malem-malem di pantai yang gelap kita ngobrol ngalor ngidul sampe puas
dan di buat bubar jalan oleh hujan. Believe it or not di malam taun baru yang
ceria itu hujan pemirsa, jadilah kita lari balik ke hotel dan minta dibikinin
makanan ama mbaknya, setelah ngobrol ama si mbak penjaga, sekitar pukul 9 malam
kita tidur dengan suksesnya. Kita terbangun jam 12 malam karena mendengar
petasan dan suara kembang api yang heboh dari luar, melek sebentar, saling
ngucapin happy new year dan tidur lagi. Pagi hari kita cepet-cepet bersiap
untuk balik ke Denpasar, apes nian hujan turun dengan derasnya ketika kita mau
nyebrang, sudah dapat di pastikan saya dan purna pucat pasi (lagi) menghadapi
ombak laut yang ganas karena cuaca buruk. Sesampai di Denpasar hujan masih
turun sangat deras dan kita menghabiskan sore ceria itu dengan makan bakso demi
menghilangkan mabok laut yang tak berkesudahan. Selesailah perjalanan tahun
baru saya, kalau dipikir-pikir kala itu adalah terakhir kali nya saya merayakan
tahun baru dengan trip, tahun baru 2015 kemaren saya cukup puas dengan tidur
nyenyak di rumah ketika tahun baru.
Komentar
Posting Komentar