An amazing Eastern Europe Trip

 Brief Introduction

Ide berkeliling Eropa Timur ini adalah satu dari sekian wild dream saya. Kalau orang lain memasukkan Paris dan Amsterdam sebagai kota yang ingin sekali di kunjungi ketika di Eropa, saya lain lagi. Prague, merupakan kota pertama yang ada di benak saya ketika berbicara tentang kota idola di Eropa. I never imagine bahwa kesempatan untuk menjelajah Eropa Timur itu datang ke saya. Di awali dengan acara party di rumah salah satu teman saat malam tahun baru, 4 orang warga stalhof (dormitory house) harus jalan kaki pulang karena kehabisan bus. Di acara jalan kaki pulang inilah kita 4 orang yang notabene baru kenal seumur jagung bertukar mimpi, dan sampai pada 1 mimpi yang sama yaitu : yuk kita ke timur. Malam itu juga, dini hari tanggal 1 januari 2018, saya dan Nisa melakukan pencarian tanggal dan destinasi dengan perhitungan yang super rumit dengan mempertimbangkan waktu libur dan faktor ekonomi. Setelah mumets to the max akhirnya di belilah tiket Brussel-Timisoara dan Bratislava-Brussel seharga sekitar 25 euros (pp loh inih), pergi tanggal 3 February dan balik tanggal 14 February 2018. Ruwet? pasti,,takut?pasti, nekad?apalagi. Indikasi bahwa kita nekat ialah bahkan di last minutes kita gak sadar bahwa Rumania itu bukan EU country jadi logikanya kita butuh visa buat masuk ke sana (hidup passport hijau). Trus gimana dong? seminggu sebelum berangkat saya bar-bar gathering all the info dan mendapati satu term " jika kamu masih punya visa Schengen type multiple entry yang masih aktif selama kamu stay di Rumania, dan bisa menunjukkan tiket balik plus hotel, harusnya kamu lolos imigrasi". Berpegang teguh pada hal di atas PD kita menyongsong imigrasi negara nya mas Vladimir Vampir ini. Kenyataannya kita tertahan hampir 30 menit di imigrasi Timisoara karena bagi mereka ini kali pertama mereka punya kasus masukin warga +62 berkerudung yang nyata punya ID card Belgia ke Timisoara ahhahahhahhahaha.

Rute, Transportasi dan Akomodasi

Pemilihan rute ini benar-benar kita putuskan dalam rangka kemedan film before sunrise, black knight, van helsing sampek chasing liberty. Siapa yang pilih rute? siapa lagi dong kalo bukan Puput si gadis yang kebanyakan nonton film. Oh ya soal keputusan memilih Timisoara sebagai starting point ini cuma gegara tiket murah, sumprit tydack ada alasan lain di balik itu. Dan akibat kemedan tiket murah ini kita sampek sport jantung di berbagai lini (akan di bahas di chapter berikutnya). Kembali ke rute, jadi berikut kira-kira itenerary kita selama trip super ruwet di Eropa Timur ini 

1. Timisoara : 3-4 February The Houstel

2. Budapest : 5-7 February Pal's Hostel

3. Llubjana : 7-9 February Kva Hostel

4. Vienna : 10 February

5. Praha : 10-13 February Apartment Prague

6. Bratislava : 14 February 

Transportasi antar kota mostly kita pakai bus/train. Timisoara-Budapest kita naik train yang udahlah penampakannya macem KA penataran malang-blitar. Budapest-Llubjana, Llubjana-Vienna, dan Vienna-Praha kita pakai flixbus. Praha-Bratislava kita pakai kereta yang super murmer dan first class (gayaaaa). Transportasi dalam kota kita biasanya beli day pass, atau naik uber, ya di hitung dengan baik dan benar lah.

Penginapan mostly kita pilih hostel (i cannot believe even in my 30s i still have to deal to live in a hostel). Karena kita ber 4 kita biasa nya milih room yang isi nya 4 sehingga kita bisa menguasai seluruh room, atau kalau misal harus share kita selalu pilih yang maximal jumlah orang nya 1 bangsal 6 orang. Dari seluruh hostel yang kita pilih, cuma hostel di Timisoara yang bikin kita sport jantung even in the first minute when we enter the gate. Mengapa? gedung apartemen tempat si hostel nih tua banget, udah kayak kandang nya vampir lah, gelap gulita dan ser-ser gitu. Nah pas kita masuk gerbang eh tetiba kita ketemu mbah mbah gitu ngomel, you should not stay here. Gimana kita gak deg di bilangin gitu. Tapi untungnya pas udah sampek di unitnya si hostel kita bisa sedikit senyum lebar, interior hostel kita udah fully renovated, bersih, cantik dan nyaman. Trus si anak gadis Nisa bisa-bisa nya langsung klepek-klepek pas ketemu si hostel owner nya, saya lupa namanya Drogo or Draco something like that lah. Jadi kata si Nisa mas nya ini udah mirip lah ama vampir-vampir ganteng di film. Booooo tapi giliran mesti deal-deal an ama si Drogo guwe jugak yang maju.

Urusan makan adalah hal yang harus dipikirkan dan di eksekusi secara mendalam sebagai kaum missqueen eropa. Apalagi kalau kamu concern akan halal tidaknya makananmu. Jadi selama trip, kita tilik dlu hostel nya, kalau sekiranya kita bisa masak dan punya waktu,maka kita akan masak. Jika kita cuma stay for a while dan sibuk maka kita beli. Selama di Timisoara keuangan kita jebol gegara para anak gadis kalap liat KFC (iya di Belgi gak ada KFC) jadilah KFC muluk. Di Budapest, setelah saya briefing secara mendalam, akhirnya semua setuju untuk masak, toh kamar kita macem apartemen  lengkap dengan kitchen. Di Llubjana kita juga masak dengan extrem nya sampai-sampai di lirik bule sebelah yang takjub kita makan mie goreng di pagi hari. Di Vienna dan Bratislava yang hanya semalam pun kita masih masak light meal. Di Praha jelas masak besar, karena kita nginep di apartemen. Pertanyaan nya yah gak seru dong gak nyobak makanan lokal. Makan kok, biasanya kita masih punya small budget buat jajan cemilan atau makanan lokal yang bukan fine dinning dan halal.

Overall transportasi, dan penginapan semua aman dan nyaman. Satu hal penting ketika pergi ke negara yang gak pakai Euro sebagai mata uang macem Rumania dan Hungaria, pastikan kalian ambil uang di atm dengan logo bank ya, jangan ke atm euronet, karena rate mereka sungguh bobrok. Trus hati-hati akan copet dan lain-lain. Temen saya kecopetan di bus stop Llubjana padahal dompetnya sudah dimasukkan dalam tas yang paling dalam. No need buat megang cash banyak-banyak. Oh ya begitu kalian hengkang dari Rumania dan Hungaria pastikan kalian belanjakan/tuker euro kembali sisa cash yang ada, mengapa? gak bisa di pakai dimana-mana itu duit. In our case kita masih punya sisa uang Rumania cukup banyak di malam terakhir kita, trus karena kita pulang nya kemalam, semua tempat tuker uang dah tutup, akhirnya teringat kata-kata si Drogo "if you find any difficulties dont hesitate to call me" kita telp lah si mamas malem-malem, trus ternyata dia mau dengan baik hati beli uang Rumania kita. Cara nya gimana? dia transfer euro nya ke akun paypall kita, cerdas kan.

Timisoara yang lempeng macem jalan tol

Krik Krik adalah middle name nya ini kota. Kota ini tuh seuprit doang, isinya ya gedung-gedung tua plus gereja gitu, yang menurut saya bisa lah di selesaikan dalam 2 jam. Oleh karena itu kita gak lama-lama ndekem di kota ini. Highligh dari ke rumania ni kan liat kastilnya mas dracula ke transylvania itu. Akan tetapi transylvania ini letaknya di tengah, kamu mau start dari Bucharest pun masih jauh aja. Akhirnya setelah gugling to the max kita berkeputusan buat gambling ke Corvin castle di Hunedoara. Sebuah kota kecil di transylvania yang punya kastil yang cantik. Perjalanan dari Timisoara-Corvin Castle ini cukup memakan waktu, secara kereta yang kita tumpangi joging aja. Trus in our way back, kita gak bisa naik kereta lagi, karena gak ada schedule, mau gak mau harus naik bus, yang apesnya gak bisa dipesan in advance. Perjalanan yang bar-bar dan agak ngeri-ngeri sedap di pegunungan transylvania ini cukup menantang adrenalin, gimana enggak, kita udah kayak alien di tatap ngalor ngidul ngetan ngulon ama orang-orang. Dan cuma manusia-manusia yang kemedan tiket murah yang berpetualang ke tengah hutan di tengah winter. Jalanan di Rumania pun jauh di banding jalanan di Eropa Barat, entah mengapa saya selalu was-was, mungkin cuma perasaan saja, tapi kalau kalian mau syuting film horor boleh lah ke Rumania ini.

So bagus gak si Corvin castle ini?bagus banget, cantik, gede, horor dan dingin. Pas kita beli tiket mbak-mbak nya menatap hampa gitu ke kita sambil berucap " you are the first Indonesian that come to our castle" hemtalah mau jingkrak-jingkrak dong kita. Corvin Castle ini dulu nya milik seorang count (bukan dracula) isi kastilnya lengkap, dari ballroom sampai penjara lengkap dengan alat buat nyiksa manusia nya. Kita cukup lama nongkrong sembari jeprat jepret di sini, sembari bayangin lagi nongkrong di desa nya van helsing itu deh. Oh ya kalau kalian pengen bener-bener ke kastil nya mas Dracula, yang juga ada di Rumania dan punya cukup waktu, mungkin bisa masuk lebih ke dalamnya transylvania, ke kastil yang bernama Bran Castle.

lepas jaket dong ya

Buk ibuk majlis ta'lim kecamatan stalhof

Salah satu cerita yang saya ingat dari perjalanan ini ialah tentang had a talk with stranger selama hampir 5 jam. Di perjalanan pulang dari hunedoara-timisoara, kita naik bus yang amburadul sistem reservasi nya, sampek pada berantem karena ada yang dah beli tiket eh gak dapet duduk dan lain hal sebagainya. Jadi kala itu kita duduk terpisah dengan rombongan gegara si bus penuh, dan saya duduk ama mas-mas pirang yang mayan lah. Di awali ketika saya kaku kedinginan gegara duduk di pinggir dan angin dari pintu samping mbrebes ke saya, dan mas nya dengan baik hatinya nawari tuker posisi, jadi saya yang dapet window seat yang agak anget, kita ngobrol seru sampek lupa waktu. Obrolan kita tuh macem reading the same page of the book lah saking nyambungnya. Tapi walau sudah ikrib ngobrol entah mengapa kita berdua gak saling tanya nama, apa lagi nomer telp. Saking ikribnya kita, sampek temen saya di seat belakang nge chat : mbak serius amat nge gebet bule,,hahahhahaa. Di akhir cerita sampailah kita di terminal bus Timisoara, dan temen saya udah mabuk darat gegara medan yang bar-bar plus supir yang sungguh pantes jadi sopir metromini. Kala itu sudah lumayan malam, gelap, dingin, dan si terminal bus ternyata agak di luar kota. Persoalannya kita gak punya tiket bus/tram dalam kota dan gak tau cara belinya gimana. Dan si mas stranger ini tetiba nawarin : udah naik bus ama ak, ak bayarin, trus aku bilang aku ber 4 loh. And he said doesnt matter, is a rumanian treat for a wonderfull girl from the east,,hhaahahhaha temen saya langsung ngikik dan naik bus dengan merasa win. Moral of the story, kamu bisa berteman dengan totally stranger tanpa perlu nanya nama atau no telp dan tetep bisa win.

Sparkling Budapest

Setelah mengalami gegar budaya dan triller horror yang cukup meresahkan di Timisoara, kita pindah ke Budapest naik kreta antar kota yang tentu saja kecepatannya macem si Penataran. Dan adegan horor selanjutnya terjadi ketika kita sampek di border, kereta nya berhenti in the middle of nowhere trus petugas imigrasi yang serem naik buat ngecheck visa para penumpang. Sampailah si petugas ke rombongan pengajian berpasport ijo, lama utak atik mulek gak isok boso enggres pisan, akhirnya petugas pertama bendera putih, datang lah bapak-bapak yang kayaknya bos nya nge check passport kita sembari (Alhamdulilah) ngomong coro enggres ke kita, nanya tujuan ke EU dll, trus saking sebel nya udahlah kita kluarkan KTP Belgia nan sakti itu, diam lah si bapak, sembari bilang you are the first Indonesian that I found in this route. dan kita berjamaah mbatin bapak bukan yang pertama bilang begitu kok pak. 

Begitu mendarat di stasiun Budapest central hal yang kita lakukan ialah ambil duit, dan yup kita made a mistake ngambil di atm euronet yg rate nya ya gitu deh. jadi selama trip ini kita setuju bahwa saya bertugas sebagai bendahara 1 pintu, sehingga seluruh pengeluaran ngumpul di saya, untuk meminimalisasi ngowoh lama itung-itung an duit yang menarik perhatian copet. jadi di mana saya nyimpen duit? Di celana legging sardo murahan saya yang punya kantong, jadi kalo ada yang nyopet, si copet kudu ngrogoh cukup dalam dan pasti udah ketauan duluan ama saya nya. Jangan nyimpen duit di dompet, jangan.

Budapest ini kota nya cantik, cantik yang berbeda dengan eropa bagian barat. Gaya bangunan nya lebih runcing-runcing plus ber atap kubah gitu. Jadi kemana saja kita kala itu? Menyusuri sungai Danube, naik ke puncak bukit di sekitar Danube, poto-poto dan cekikikan. Bagi yang udah pernah terpana ama si mattew goode nya chasing liberty pasti terobsesi dong pengen liat macem mana lah si Danube ini. Ternyata cantek sekali, banyak jembatan yang connecting Buda and pest ( 2 sisi kota). Bangunan parlemen yang gagah itu jugak cantek tiada tara baik di siang atau malam hari. As we went there during winter, poto siang kita banyak kabutnya, tapi poto malam kita mempesona, sayang kala itu gear memotret kita msh abal-abal.

Posisi kedinginan plus laper

bukan grand budapest hotel
typical winter picture berkabut

not a perfect picture while enjoying coffe at the hostel balcony

Llubjana the City of Dragon

Kota tujuan berikutnya dari trip kita adalah Llubjana yang entah kenapa saya selalu pronouce it "lu blanja". Ibu kota negara mungil bernama Slovenia. Kalo di tanya kenapa Llubjana? gegara drama korea berjudul Black Knight yang mengambil setting di Lake Bled dan akibat follow mbak climbingbird yang selalu memuja si Lake Bled. Di perjalanan menuju Llubjana kita udah terngowoh-ngowoh sambil bersorak yes SALJU, iya senorak itu anak tropis kalau liat salju. Llubjana ini kota nya kecil, selow, dan cakep. Satu satu nya atraksi menarik yang bisa di lakukan di kota ini ya naik ke kastil di atas bukit, sembari morning walk ke pasar lokal. Di pasar lokal inilah saya nemu madu akasia ter enak yang pernah saya makan, sejak saat itu saya selalu cari madu tiap ke kota-kota hutan. 

Kastil di Llubjana
 
poto dari jendela hostel

Si ibuk penjual madu akasia ter enak di dunia

Tentang dragon, saya kurang membaca buku sejarah sebelum bepergian jadi saya kurang oaham mengapa kota ini di asosiasikan dengan dragon. Dari patung-patung di pinggir kali sampai souvenir silver semuanya dragon. Setelah 3 tahun berlalu adakah keinginan buat gogling kenapa dragon?enggak, jadi udah aja di nikmati. itung-itung si patung dragon bisa di ajak ngomong ala-ala mbak khalesi gitu 'dracaris'.ahahahahaaha

Dracaris !!!!

Highlight dari trip kita adalah Lake Bled, untuk ke Bled kita harus naik bus kira-kira 2 jam. Pemandangan sepanjang jalan putih semua penuh salju. Sesampainya di danau, kita hiking ke kastil di atas danau, sebenernya ingin hati naik perahu nyebrang ke kastil di tengah danau, tapi naik perahu di kala winter bukan sebuah opsi bagi manusia tropis. Oh ya important things that you should bring with you while you travel around europe ialah student card, demi diskon harga student buat masuk-masuk ke kastil dan museum. Jadi gimana wujud si Bled? Puas gak?meet our expectation gak? PUAS BANGET udah lah gulung-gulung di salju yang sedengkul pun sudah kita lakukan saking sepi nya (malu ye kan kalo rame).

Lake Bled

Sneak Peak over the castle

Liat nya aja dah beku duluan

Semalam di Vienna

Sesungguhnya kita ke Vienna ini bener-bener cuma numpang istirohat, setelah perjalanan panjang dari Llubjana sebelum menclok ke Praha. Kita sampai Vienna sudah cukup malam, jadi sampai hostel langsung tepar. Paginya kita beberes, mandi dll trus langsung check out, tapi barang masih kita titipkan di hostel. Kita muter city centre Vienna dengan tanpa arah bener, overall kota Vienna ini bersih, rapi, sangat eropa. Kecuali kamu ada cita-cita nonton opera atau musical yang seru itu, gak ada gunanya kamu lama-lama di kota ini. So kita bener-bener foto kanan kiri, bahkan sempet belanja, si ratna beli tas jack wolfskin dan mb Oka beli jaket baru karena jaket yang di bawa gak kuat nahan dinginnya dataran Eropa tengah. Gaya bangunan di Vienna ini msh mirip dengan Budapest, ya wajar sih kan mereka masih deketan gitu. Logika nya ya orang tuh ambil rute lurus Budapest-Bratislava-Vienna-Prague, tapi karena kita kebanyakan maunya, plus cari yang murah akhirnya muter gak jelas. Oh ya hal yang bikin bahagia di Vienna kita bisa naik uber,,ahahaahhaha as always mobil-mobil yang di pake pun gaya maksimum lah. Jadi kalo udah kedinginan dan males jalan, kita langsung pesen uber.


city centre nya Vienna


Di ambilin poto ama mbak Yorkshire

 Mimpi itu bernama Praha

Praha ini sudah di list place to visit saya cukup lama. Jalan-jalan di charles Bridge sembari merenung menatap kawanan bebek berenang di Vltava atau wandering without a map di city centre nya Praha yang penuh bangunan Baroque style merupakan hal yang cuma numpang lewat aja dulu nya. Jadi deg-deg an gak pas mau menginjakkan kaki di sana? banget. But dari kunjungan ke praha ini saya juga belajar, bahwa never put high expectation kalau mau ke suatu tempat, takutnya gak kecapai. Jadi gimana dengan Praha? expectation nya meet gak ama reality? meet sih cuma gak di puncak banget, Praha ini kota turis, ingat kota TURIS, jadi jangan harap bisa poto di lenggangnya Charles Bridge, atau dapet view yang bebas manusia. Gosibnya kan kalo ke eropa timur kalian bisa party till drop dengan serunya, but nek kamu bukan party girl, kehidupan malam mu ya krik krik gitu deh.

Jadi kemana aja pas di Praha? muter ke city centre dong, udah lah segala hal tuh muter di situ, jadi gak usah pindah-pindah karena semua nya satu lokasi. City centre nya Prague ini super gede, kamu bisa start dari old square, lanjut ke charles bridge, prague castil dan muter-muter merenung di pinggir sungai Vltava yang cantik plus penuh angsa itu. Eits jangan lupa juga buat nyobain kue khas nya prague yang macem kue cum cum kalo di Indonesia, namanya Trdelnik (jangan tanya saya ini bacanya gimana). Overall saya super happy, walau kedinginan dan penuh turis, Prague ini tetap menarique, apalagi kalo di datangi dalam rangka poto prewed ahahahahaa.

macem mana dapet poto cetar kalo kebak begini

para bebeks dan angsa di kali Vltava

the square di old quarter

pemandangan dari atas kastil

Charles Bridge yang sungguh ramai

Si kue yang susah di sebut namanya

Uji nyali di Bratislava

Sesungguhnya kita ke Bratislava nih pure cuma numpang bandara. Mengapa? karena terbang balik dari Praha yang notabene adalah kota turis tuh luar biasa mahalnya. Dan dengan numpang ke kota less tourist macem si Bratislava yang hanya berjarak 2 jam dari Praha, harga tiket yang di tawarkan JAUH lebih murah. Sebagai perbandingan Prague-Brussel kala itu pasti di atas 50 euro dan Bratislava-Brussel hanya 13 euro saja. Udah di hitung blum ongkos bus/train ke Bratislava? udah dan harga nya cuma 10 euro, plus kita bisa keliling kota less tourist macem Bratislava ini.

Seram, adalah hal pertama yang kita rasakan pas sampek Bratislava. Setara lah ama ngerinya masuk Timisoara. Kalo Praha lebih ke arah kota turis nan cantik, si Bratislava nih kota sepi yang dingin. Tapi cantik gak?cantik dong, di sini gaya gereja nya udah agak bergeser ke arah gereja ortodox yang colourfull gitu. Trus kemana saja kah kita? hmm kala itu kita sampek udah cukup sore, jadi kita check in leyeh-leyeh, baru habis magrib kita memutuskan tuk ke kastil di atas bukit. Sungguh bukan pilihan yang bijak, karena malam itu turun salju, kastilnya serem abis deket kuburan pula, plus pake acara di kejar anjing yang segede kambing. Udahlah hopeless kita malam-malam malah uji nyali ke kastil segala.

Si gereja ortodox berwarna biru

uji nyali ke kastil di malam hari

Hari terakhir di Bratislava kita nikmati dengan jalan santai ke pusat kota, belanja souvenir, dan leyeh-leyeh karena tenaga udah habis setelah hidup di jalan hampir 10 hari. Rasa rindu akan hangatnya kamar stalhof udah bener-bener di pelupuk mata. But Bratislava ini bagus kok gaes, unique, dan less tourist, jauh dari hingar bingar turis macem Praha. Kota nya juga bersih rapi, gang-gang cantik, intinya jangan keluar malam aja di sini, musim dingin pula. Trus pas di hostel saya sempet lihat paket wisata yang di tawarkan dan nampaknya cukup laris di kalangan anak muda yang berkunjung adalah pub hopping alias wisata kluar masuk pub semalaman sampek kalian teler. Which is not for us aja gitu haahhaaha.

gang di Bratislava

 
typical atap warna warni

a warm greeting from Bratislava

Penutup

Afterall saya menikmati sekali trip yang kita beri tajuk 'Indonesia menggigil' ini. Pelajaran yang bisa di ambil? ehmm kalo mau ngetrip murmer, tapi gak masalah dengan hasil poto yang kadang burem di kala siang, ambillah trip low season di musim dingin macem nih. Summer emang waktu yang tepat buat berkelana karena harinya panjang, cerah pula, tapi sesuai prinsip ekonomi kalau semua oang berpikiran sama maka segala harga dari tiket ampe hotel pasti melonjak tajam. Habisnya berapa sih mubeng 10 hari gila-gilaan macem ini? gak lebih dari 400 euro kok, all in ya termasuk hotel, pesawat, bus, makan dll. Dan buat yang udah bosen ama west europe yang itu itu ajah, east europe nih menawarkan opsi ketidakpastian dan kehororan yang cocok bagi kalian yang suka aktivitas memacu adrenalin macem saya. Jadi di awal 2021 yang masih burem dan gak jelas ini, mari kita sama-sama berdoa biar dunia aman kembali, buat kita nyangklong backpack atau nggeret koper tuk berkelana kembali.

 

Ditulis di Ghent 3 January 2021 jam 14.03 sembari kekenyangan abis makan bakso malang cak mansyur cabang Leuven.

Salam Peace Love and Gaul

Puput 



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trip ke Seoul, Kiblat nya Para K-Pop Lover

Obsesi Game of Throne di Andalusia