CERITA YANG JAUH LEBIH PILU DIBANDING CERITA SEDIH DI HARI MINGGU



Ini adalah sebuah cerita (agak horror) dari mbak-mbak Indonesia single, sudah memasuki tram nomer 3 dan sedang menempuh PhD. Saya akan memulai cerita ini dengan sebuah tagline “ ketika doa mu belum di kabulkan mungkin kau harus menyiapkan dirimu untuk apa yang kau minta itu”. Ini saya tujukan bagi para PhD hunter yang mungkin sudah hampir menyerah nyari beasiswa. Tenang mungkin anda sedang di siapkan tuk menghadapi badai baru dalam kehidupan anda yang bernama PhD.  Kali ini saya hanya ingin menceritakan problematika  PhD student di Eropa khusus nya Belgia yang datang menggunakan beasiswa DIKTI. Ini kali pertama saya curhat tentang realita kehidupan PhD saya biar orang sekali-sekali liat sisi ‘kelabu’ saya bukan sisi ‘pamer jalan-jalan’ saya. Persoalan PhD jenis ini banyak sekali, maka saya akan runut dari hal paling basic.
1.       EKONOMI
For your information anak DIKTI generasi old macem saya menerima living allowance sebulan 1000 euro plus uang asuransi (at cost) dan uang buku per semester 250 euro
  • Persoalan pertama : Kos-kosan an . Ini adalah hal utama yang akan mengguncang seluruh aspek ekonomimu.  Ini pelik jendral apabila anda wanita dan berjilbab, mengapa?sebagai makhluk jilbapan, tinggal di room yang sharing bathroom adalah persoalan pelik, apalagi bagi kamu yang hoby pipis tengah malam. Sewa studio akan menyebabkan kondisi finansial mu yang masuk katagori rakyat miskin itu sangat terguncang, apalagi kamu harus aware bahwa in many cases beasiswa mu hobby telat. Dan saya memilih untuk hidup di tengah guncangan ekonomi ketimbang harus ganti baju dan nyari jilbab tengah malam kala mau pipis dan sharing toilet ama mas-mas yang kadar kejorokannya tidak masuk di kamus hidup saya. Jadi kisaran harga kosan di Belgi untuk room only kamu harus mengeluarkan uang sekitar 350-450 all in. Untuk studio berkisar antara 500-700. Jadi pilih kamu sanggupnya menerima derita yang  mana.
  •  Persoalan kedua adalah mengatur budget makan. FYI saya adalah manusia yang pas idup di Indonesia nyeplok telor aja bisa malpraktek dan di sini kemampuan masak saya udah sekelas  chef di warteg. Iya kalo kamu mau survive kamu harus masak.
  • Persoalan ketiga: ketimpangan social (jadi warga miskin). Umumnya gaji PhD di sini 2000 euro, trus tiap tahun naik 150 euro plus macem-macem benefit. Jadi yang hobby bergaul kurang-kurangin lah ya, inget strata social kita beda. Temen-temen lab mu bisa aj ngajak nongkrong di bar tiap malem atau dinner di restaurant tiap malam, tapi tolong ingat kalian berbeda.
  • Persoalan keempat : menahan hasrat jalan-jalan. Ini yang susah bagi saya, secara saya addicted untuk hal satu ini. Salah satu alasan saya memilih Eropa sebagai negara tujuan belajar salah satunya karena ada banyak list negara yang ingin saya kunjungi  di seputaran Eropa. Jadi gaes kalian harus menjaga diri dari godaan syetan bernama promo ryan air atau apapun yang sejenis. Saya membatasi diri untuk hanya jalan-jalan besar 1 semester sekali. Saya anggarkan tiap bulan menabung 100 euro ini untuk dana darurat dan jalan-jalan. Kalau saya loss dan khilaf di post yang satu ini saya harus memangkas biaya ‘hura-hura dan nongki saya’ atau saya harus rela seminggu cuma boleh jajan maksimal 20 euro. Berapa sih budget maksimal jalan-jalan besar saya ? 400 all-in, lebih dari itu saya gak ambil, ini demi kemaslahatan umat.

2.       PENELITIAN
Pada tahap ini kita harus sadar bahwasanya nyobak uji 1x dan sukses itu adalah hal yang cukup muluk. Dan kalian juga harus sadar di sini kalian dituntut untuk mandiri dan kretifitas yg tinggi sangat di butuhkan mengapa?
  •       You set your own work package, kecuali kamu kerja untuk project (yang kaya raya itu) kalian kudu set step demi step yang harus kalian tempuh hingga kalian layak lulus.
  • ·     You set your own schedule, karena kalian msh butuh orang lain yang bernama teknisi dan mereka jumlahnya terbatas, kalian harus set experiment kalian sedetail mungkin sehingga kamu bisa submit work order ke teknisi dgn sangat detail : kapan, berapa jam, apa aja kerjaan nya, butuh ala tapa aja. Ini sangat berbeda dgn di Indo di mana semua bisa 'sak dek sak nyet'.
  • ·      You have to really concern when is the time to go to the lab, sit on your desk (writing a paper, report, email etc) dan tetep gaul. Ini penting manajemen waktu ini bisa membuatmu survive dan tak di cecar oleh warga tetangga sebagai anak kuper, atau anak lelet
  • ·    Supervisor (spv), saya termasuk satu dari sekian mahasiswa yang beruntung punya spv yang sangat amat  bagus (at least di mata saya). Bagus ini bagaimana : dia peduli. Peduli ini banyak loh ya jenis dan rupanya. Spv saya adalah type manusia workaholic yang akan mendorongmu jadi mesin paper. Treatment pemaksaan kehendak macem ini cocok buat saya yang doyan di paksa, tapi mungkin bikin stress orang yang memilih moto hidup ‘alon-alon asal kelakon’. Banyak kejadian perkara PhD mutung, stress dll krn factor spv. Misal spv mu temperamen kamu nya gampang sakit ati, atau spv mu cuek kamu nya minta di perhatiin atau spv mu hobby perhatian kamu nya doyan nya di cuekin. Ya gitu deh macem you have to compromise with your partner lah.

3.       MENTAL HEALTH
Nikmati semester pertama mu dengan bersenang-senang karena semester berikutnya akan penuh dengat keringat, air mata, problem sleeping and many more. WHY
  • As I told you before uji coba mu itu tidak lantas satu kali uji dan sukses, dan ketika itu gagal dan kamu dapet pressure tinggi dari supervisor mu untuk submit report atau jurnal terkait result itu, kamu akan end up macem lagu ‘ ak mau makan ku ingat kamu, akum au tidur ku ingat kamu’.
  •   Ketika kamu sudah mengerahkan segala daya upaya tenaga untuk generate data di lab, trus nulis paper, kamu bisa seminggu gak tidur cuma gara-gara hasil review internal mu. Saya paling pusing kalau pertanyaannya : I don’t get your idea here di iringi banyak tanda tanya untuk 1 paragraf full.
  • Efek rumput tetangga lebih subur daripada punya mu. Never ever compare your research with others. Jangan. Itu cuma bakal nyakitin diri kamu (in case kamu merasa kok aku gagal mulu) atau kamu bakal nyakitin perasaan orang yang kamu pikir research nya OK mulu (karena kamu jatuhnya nge judge bahwa temen mu pamer) padahal dia mau cerita. Jadi DON’T.
  •  Ditolak jurnal adalah hal yang biasa. Santai aja, gak usah panic, revisi submit lagi 
  • PhD itu cuma SERTIFIKAT bagi mu untuk BOLEH melakukan riset, jadi santai brooooo…dunia belum berakhir jika kau putuskan aku (nyanyi) aja dulu biar adem. I mean is not the end of the world kok kalo kamu kamu nemu banyak masalah di fase ini, gapapa (nulis nya sembari inget-inget berapa kali hamba bengong nangis di pojokan lab malam-malam)
Summarizing, kenapa part ekonomi saya lebih panjang? karena saya menyadari bahwa ekonomi adalah hal terpelik dari kehidupan ber PhD saya. Saya tahu bahwa hidup tanpa masalah adalah hal yang mustahil dan Allah tau bahwa saya lebih kuat di beri cobaan ekonomi daripada cobaan ber PhD yang lain. Ada pasti cobaan nya tapi masih di ambang batas toleransi yang saya bisa atasi. Jadi sebagai DIKTIERS kamu bisa nglamar menggantikan posisi ibu Sri Mulyani sebagai mentri keuangan setelah kamu sukses dan lulus dari PhD mu. Mengapa? karena kamu sudah sangat amat sangat teruji dan handal di sektor ekonomi selama ber PhD ria.


Di tulis di Ghent 12/02/2020 jam 21.37 dalam keadaan habis curhat menyeluruh sama spv terkait funding di tahun ke empat.

With a lot of love
Puput








Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trip ke Seoul, Kiblat nya Para K-Pop Lover

An amazing Eastern Europe Trip

Obsesi Game of Throne di Andalusia