Mengejar Matahari

Dulu saya suka sekali mengejar matahari tenggelam. Sampai sekarang pun masih doyan. Tapi semakin kesini saya mulai mengagumi acara kejar2 an ama matahri yang mau menyapa dunia. Saya suka sunrise,suka sinarnya yang berubah dari dingin ke hangat. Saya suka suasana pagi hari saat udara masih segar dan siap menyapa sang surya.Karena kecintaan saya pada sunrise ini lah saya mulai menggalakkan acara2 yang dulunya saya hindari. 
Pertama yaitu lari,kenapa lari?karena sunrise ini biasa nya bagus kalau di gunung,nah kalau mau ke gunung kita harus kuat secara fisik.Olahraga lari ini olahraga yang murah meriah tapi kompleks. Yang saya butuhkan dari latian lari ini adalah nafas yang panjang dan stabil. Kenapa nafas?terakhir kali saya mendaki saya jebol di nafas,karena nafasnya pendek jadi harus sering berhenti buat narik nafas, yang artinya lama banget nyampe nya.
Kedua, Mulai melirik aktivitas travelling naik gunung.Awalnya saya sangat menghindari aktivitas ini,karena selain mahal naik gunung itu bikin capek. Tapi sunrise terindah itu ada di balik bukit atau gunung.
Saya memilih Dieng sebagai ajang test drive fisik dalam rangka mengejar matahari. Untuk melihat sunrise di kawasan Dieng ini kita harus naik ke puncak sikunir,sebuah bukit kecil di kawasan dieng.
Kenapa di pilih Dieng?pelan-pelan critanya biar gak kaget kaki nya di pilih yang kecil-kecil dulu.
Berangkat dari hostel jam 4 pagi kita harus sedikit 'lari' buat menyaksikan sunrise. Sunrise akan hadir jam 5.15 artinya kita punya waktu 1 jam buat menakhlukkan sikunir.
Awal nya landai sih tapi begitu di tengah jalan mulai deh tanjakan tiada berujung.Dengan napas ngos-ngosan dan pegangan kanan kiri karena ngeri jatuh,akhirnya kita sampai di puncak sikunir.
for a moment like this
Bisa di bilang saya nggak jago motret.Di potret dengan kamera hp dan oleh seorang potograper abal-abal aja udah bagus gini sunrise nya. Sinar matahari di pagi hari itu menghangatkan. Berbeda dengan sunset yang merubah panas menjadi dingin,Sunrise ini mengubah dingin jadi hangat.I love the feel. I love the scene and i always try to love the process to catch that moment.
Acara turun gunung merupukan kesenangan tersendiri setelahnya. Why?karena kamu bakal bangga menyadari betapa curamnya jalan yang sudah kamu takhlukkan. Kita memutuskan untuk jalan sampai parkiran mobil yang lumayan jauh itu. Karena kita mau sekedar berhenti dan melihat-lihat. Dan ternyata banyak sekali pemandangan yang di dapat.
Pandangan pertama yang menyita perhatian adalah danau besar di lereng sikunir.
view from the top of hill
the lake
Entah kenapa saya tertarik dengan paket hemat gunung+danau. Tertarik dengan suasana damai yang di tawarkan paket kombo tersebut saya akhirnya lama muter-muter di area skitar danau. Jalanan menuju parkiran  mobil ini pemandangannya bisa nyembuhin mata minus. Kanan ladang kentang kiri danau plus bukit-bukit cantik. Kayaknya rasa capek nya kalah efek ama senangnya hati.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trip ke Seoul, Kiblat nya Para K-Pop Lover

An amazing Eastern Europe Trip

Obsesi Game of Throne di Andalusia