Highlight trip in Yangon

Sebenarnya saya ingin menulis post kali ini pakai bahasa inggris, apalah daya saya masih kelewat exciting dan takut ide bahagia saya meluap perkara bingung pilih vocab. Nanti kalo tulisan ini sudah beres dan saya punya waktu luang pasti bakal saya tulis dalam bahasa Inggris, agar teman-teman saya yang org asing bisa memahaminya.
Saya merencanakan pergi ke myanmar tidak lama setelah saya ke Ayuthaya,dan menyadari bahwa ternyata saya suka lihat candi yang unik-unik. Dengan sedikit dikompori teman kuliah plus promo air asia jadilah saya membeli tiket pp sby-yangoon dengan harga 800 ribu rupiah saja. Awalnya saya berencana pergi bersama 2 org temen jalan saya yaitu Akhyar dan Intan, apalah daya kerjaan yang memuncak di akhir tahun membuat akhyar harus tega melepas 2 org wanita cantik jalan2 di negara 'se asing' Myanmar. Dengan berbekal kata-kata mujarab dari akhyar "be brave buk" kita pergi juga ke Myanmar di hari H.
Perjalanan ke Myanmar kita tempuh dengan naik Air Asia transit Kuala Lumpur. Dini hari sekitar jam 00.00 waktu setempat kita mendarat di KL dan langsung mencari area bersih di bandara untuk tidur, sebelum melanjutkan perjalanan ke Yangon di pagi hari nya. Tidur di bandara ini masih merupakan PR besar buat saya yang wanita dan berjilbab,karena ketidaknyamanan kakan kiri akhirnya kita sukses tdk tidur dan malah cekikikan sampe pagi.Pagi hari setelah mandi dan makan kita langsung masuk ke departure gate, dan persoalan kita tdk bawa visa sedikit dipermasalahkan oleh ground staff Air Asia, untungnya managernya sudah up to date dan meloloskan kita terbang dengan syarat menunjukkan tiket pp.
Kita mendarat di Yangon sekitar pukul 9 pagi waktu setempat dengan sedikit deg-deg an ketika antri imigrasi,khawatir urusan visa dipermasalahkan lagi di sni. Oh ya hal pertama yang menarik mata kita ketika pertama kali masuk Myanmar ialah sarung, ya hampir semua pria di sni memakai sarung kemana-mana dan nyirih, kebayang dong pas senyum mas-mas bersarung itu gigi nya merah smua kayak mbah uti saya. Saya sih menebak mereka nyirih untuk menggantikan rokok, karena saya jarang melihat mereka merokok.Kelemahan dari acara nyirih ini ialah mereka jadi suka meludah sembarangan, jalanan penuh bercak merah akibat ludahan nyirih mereka gitu..hiyyyy, dan di sni org jual sirih ada dimana-mana dan dikemas macem permen isi 5 gitu. Lepas dari kebiasaan aneh itu kita akhirnya sukses mendapat carteran mobil dengan harga yang sangat murah di yangon hari itu, cukup bayar 40 usd kita diantar muter-muter yangoon seharian plus supir dan bbm. Satu hal yang saya kagum dengan supir-supir di sini, mereka lurus banget artinya bayar segitu itu mereka udah gak minta apa-apa lagi dari kita dan mereka bayar sendiri makan siangnya,sudah saya coba tawari bayar lunch tapi mereka nolak mati-matian, bandingkan dengan supir indo yang bawa turis,jangankan turis yang sesama lokal aja suka diporotin.
Tujuan pertama kita di yangoon adalah ke kantor teman lama kita yaitu miss Wah Wah. Kita banyak dapat masukan dari beliau apa-apa saja yang perlu kita datangi dan perlu kita waspadai selama di Myanmar, sampai kita mengganti destinasi wisata karena arahan beliau. Hari itu kita diarahkan untuk keliling-keliling di downtown Yangoon meliputi area City Hall, Sule Pagoda dan British area. Dan gak salah kita datang ke sana, walking tour di area itu benar-benar bikin puas.
With miss Wah Wah at her office

Building at British Area
Traffic at Yangon
Puas jalan-jalan di area downtown Yangon kita diantar ke sebuah restoran apung dan city park yang sangat cantik. Restoran apung ini menyediakan paket fine dining seharga 25 usd / person untuk paket makan malam plus liat sendratari. Karena kita buru-buru dan tidak menganggarkan acara nonton sendratari, akhirnya kita cukup tau aja trus pindah lokasi. Lokasi berikutnya yang kita tuju adalah pasar rakyat yang bernama Boyogke market. Kita sudah memprediksi tidak akan sempat berbelanja di kota lain selain Yangon dengan jadwal padat kita. Di pasar ini berbagai macam souvenir dan oleh-oleh khas Myanmar dijual. Kita berakhir dengan memborong kaos Myanmar seharga 3500 Kyat/pcs. Oh ya rate kyat ini kira-kira 10 rupiah, gampangnya semua harga dalam kyat tambah nol nya 1 untuk ke rupiah.
Floating restaurant and the city park
Setelah memborong kaos dan souvenir kita bergerak ke tujuan akhir skaligus tujuan utama kita yaitu ke Swedagon Pagoda. Kita memutuskan untuk ke pagoda ini sore hari mengingat kita kudu melepas alas kaki ketika memasuki area pagoda, dan tidak terbayangkan panasnya kalau kita melakukannya di siang terik, bisa jalan sambil loncat-loncat kepanasan kita. So what should we do when in pagoda area?pertama pastikan memakai pakaian tertutup plus alas kaki yang ak ribet buat dibongkar pasang. Kedua please be silent, org pada kesini buat ibadah,jadi jangan dibawa kebiasaan aneh kita yang suka ngomong teriak-teriak plus ngakak ngakak kalo lagi jalan-jalan sama org se RT. Over all pagoda ini bagus banget, dan menurut cerita,pagoda ini dibangun untuk menyimpan rambut Budha Gautama yang pada saat itu diberikan ke raja Myanmar. Bangunan utamanya stupa besar dan berwarna emas, yang kala itu sedang direnovasi, disekelilingnya terdapat rumah-rumah ibadah kecil,plus stupa-stupa pendamping.
Main Stupa
masih di pagoda yang sama
Sore itu kita bener-bener puas-puasin menikmati Swedagon Pagoda, kadang sampe sempet-sempetnya melihat para jamaah pagoda khusuk beribadah, tapi dari jauh ya ngeliatinnya. Ada beberapa rombongan mbak-mbak bule yang eksis gtu poto-poto dengan berbagai gaya bak model catwalk,ya kita cukup terhibur melihat mereka,lucuu, ya melihat aktivitas manusia merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan ternyata.
Kita mengakhiri city tour yangon sedikit lebih awal karena takut terjebak macet di dalam kota,mengingat letak terminal bus di sini cukup jauh dari area Downtown Yangon. Kita sampai di terminal skitar jam 6 sore, masih punya cukup waktu untuk berkeliling terminal sebelum brangkat ke Bagan menggunakan JJ transport VIP class pada pukul 8 malam. JJ transport ini servisnya memuaskan,dan dapat di book via online melalui fanpage facebooknya. Syarat book online pun mudah cukup mengirimkan nama plus no passport, dan kamu bisa membayar ongkosnya setengah jam sebelum berangkat. Harga tiket Yangon-Bagan klas VIP dengan seat 2-1 pus cukup terjangkau sekitar 18.500 kyat atau setara dengan 185.000 rupiah, dengan waktu tempuh sekitar 9 jam perjalanan. Karena kita sudah jatuh hati pada JJ transport ini maka kita pun langsung membeli tiket Mandalay-Yangon untuk perjalanan pulang kita dengan harga 11.000 Kyat untuke kelas bussiness seat 2-2.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trip ke Seoul, Kiblat nya Para K-Pop Lover

An amazing Eastern Europe Trip

Obsesi Game of Throne di Andalusia